Ini Penjelasan Hari Tanpa Bayangan Yang Akan Terjadi Hari Ini

Primaberita.com – Fenomena alam Hari Tanpa Bayangan atau yang biasa disebut sebagai equinox akan melanda wilayah Indonesia hari ini Rabu 21 Maret 2018. Tepat tengah hari nanti Matahari akan berada tepat di atas sebuah objek, maka akan menciptakan fenomena nir bayangan.

Menurut keterangan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengumumkan Matahari bakal melintas tepat di atas Kota Pontianak. Menurut perhitungan Matahari akan berada tepat di atas kepala pada pukul 11.49 WIB.

Ketika hal tersebut terjadi, panjang bayangan benda setinggi 1 meter di Pontianak hanya sebesar 0,1 meter. Saking pendeknya, bayangan benda-benda tegak pun seolah lenyap. Menurut kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin kemiringan sumbu rotasi Bumi menyebabkan Matahari tampak berubah posisi dari selatan ke utara dan kembali lagi ke selatan.

Lebih jauh ia menambahkan dampak dari pergeseran periodik Matahari menyebabkan perubahan pemanasan Bumi sehingga terjadi perubahan musim. Tandanya perubahan suhu di daerah lintang tinggi dan perubahan arah angin serta daerah pembentukan awan.

Matahari memang bisa melintas tepat di atas kepala orang-orang Pontianak dan Syene. Namun, peristiwa tersebut tidak terjadi berbarengan. Di Pontianak peristiwa itu terjadi pada 21 Maret, sementara di Syene terjadi pada 21 Juni. Nyatanya, tidak semua titik di Bumi berkesempatan mengalami hal serupa.

Matahari menempuh suatu lintasan yang berbeda setiap hari. Ia tidak hanya terbit pada waktu dan ketinggian yang berbeda, tetapi juga terbit di lokasi berbeda setiap hari. Itu terjadi karena dua hal. Pertama, karena Bumi berotasi pada sumbunya, Matahari tampak terbit di horizon timur dan kemudian terbenam di horizon barat.

Kedua, di saat bersamaan, Bumi juga meniti lintasan elips mengelilingi Matahari. Yang membuatnya istimewa adalah sumbu rotasi Bumi miring sekitar 66,6 derajat terhadap bidang orbit Bumi mengelilingi Matahari (ekliptika) atau dengan kata lain sumbu khatulistiwa Bumi miring sekitar 23,4 derajat terhadap ekliptika.

Dengan demikian, selama enam bulan, Matahari seolah-olah berada di Bumi belahan utara. Lalu, enam bulan berikutnya ia seakan-akan berada di Bumi belahan selatan. Karena kemiringan Bumi itu pula, sinar Matahari yang diterima kedua belahan Bumi tersebut tidak merata.

Sekedar informasi, hari nir bayangan tidak hanya akan terjadi di Pontianak atau kota-kota yang dilewati garis ekuator saja, melainkan dapat terjadi di kota-kota yang berada di antara 23,4 Lintang Selatan dan 23,4 Lintang Utara.

Add a Comment