BOPO Bank di Indonesia Dinilai Masih Tinggi , Diatas Rata-Rata

PrimaBerita – Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) bank-bank di Indonesia dinilai masih terlalu tinggi, dibandingkan beberapa negara di ASEAN. Akibatnya bunga pinjaman yang ditanggung nasabah lebih tinggi.

Praktisi perbankan, Wira Satria, mengatakan BOPO perbankan di Indonesia sebesar 80,24% per Juni 2019. Meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 79,46%. Dibandingkan dengan perbankan di negara-negara tetangga, rata-rata BOPO sudah di bawah 50%.

“Perbankan di Indonesia juga masih mematok bunga kredit yang sangat tinggi, mencapai dua kali lipat dari negara-negara lain di ASEAN, dengan selisih (spread) 4%-6% dari bunga deposito. Tak mengherankan jika margin bunga bersih (net interest margin/NIM) perbankan Indonesia masih tertinggi, mencapai 4,9% dibanding negara negara tetangga sebesar 2%-3,5%,” beber Wira

Cara Lain

Pemerintah menawarkan kupon lebih tinggi dari suku bunga deposito perbankan. Hal itu memicu perpindahan dana dari deposito bank ke SBN ritel dalam jumlah massif. Sehingga tidak ada cara lain bagi perbankan selain menaikkan special rate untuk menjaga likuiditas. Akibatnya, terjadilah perang bunga dan BOPO menjadi tinggi.

Baca juga:

Add a Comment