Unjuk Rasa Melawan Kehadiran Kunjungan Lawat Donald Trump

PrimaBerita – Aksi protes mewarnai kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ke Ohio dan Texas. Trump mendatangi dua negara bagian itu untuk menemui korban selamat aksi penembakan massal yang terjadi akhir pekan kemarin. Namun, lawatan ini mendapat penolakan dan malah menimbulkan aksi unjuk rasa.

Ohio

Pada Rabu (7/8) waktu setempat, Trump mengunjungi Rumah Sakit Miami Valley di Dayton, Ohio. Di rumah sakit ini para korban luka penembakan dirawat. Aksi penembakan di Dayton sendiri menewaskan 9 orang, sementara pelaku penembakan sendiri tewas di tangan polisi.

Para masyarakat melakukan unjuk rasa dengan berkumpul di luar rumah sakit dan di pusat kota Dayton memegang papan bertuliskan, “Benci tidak diterima di sini” dan “Hentikan teror ini”. “Kami tidak ingin dia di sini,” kata seorang warga Dayton, Lynell Graham.

Pernyataan Trump

Juru bicara Gedung Putih Stephanie Grisham mengatakan di Twitter, bahwa Trump mampir ke kamar rumah sakit dan bertemu dengan pasien sambil berterima kasih kepada staf medis atas pekerjaan mereka.

“Anda memiliki Tuhan yang mengawasi. Saya ingin Anda tahu, bahwa kami selalu bersama Anda,” kata Grisham, mengutip pernyataan Trump di rumah sakit.

Selama penerbangan dari Dayton ke El Paso, Trump sempat memposting foto-foto dia dan ibu negara Melania Trump saat mengunjungi pasien yang terluka di rumah sakit. Trump berfoto dengan staf medis dan berbicara dengan pejabat penegak hukum. “Orang-orang yang saya temui di Dayton adalah yang terbaik di mana saja!”, tulis Trump.

El Paso

Sama seperti di Dayton, mendaratnya Trump ke El Paso, Texas juga disambut ratusan demonstran yang menganggap kebijakan Trump bersifat rasis dan malah menimbulkan kebencian di kalangan warga AS yang berasal dari multi etnis. Trump dijadwalkan hanya beberapa jam berada di El Paso, untuk kemudian kembali ke Washington.

Aksi penembakan massal di El Paso menyebabkan 22 orang tewas. Penembakan massal terjadi di pusat perbelanjaan Walmart. Aksi mematikan ini dinyatakan sebagai aksi teroris domestik. Pelakunya, Patrick Crusius, 21, kini berada di dalam tahanan.

Alasan

Sebelum melakukan penyerangan, pelaku memang sempat mengunggah pernyataan bernada rasial, yaitu “berusaha melawan invasi kaum Hispanik [Amerika Latin] di Texas.”

Para kritikus menyandingkan kalimat tersebut dengan beberapa pernyataan Trump yang kerap menggambarkan penerobosan perbatasan oleh kelompok imigran Hispanik sebagai “invasi”.

Add a Comment