Kasus Novel Baswedan Semakin Mengecewakan. Ini Alasannya

PrimaBerita – Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (Permahi), M. Andrean Saefudin, mengkritisi hasil kinerja Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus penyiraman air keras kepada Novel baswedan.

Di samping itu, ia juga mengkritisi peran Presiden Republik Indonesia, Joko “Jokowi” Widodo, yang enggan menekan Polri supaya kasus ini segera tuntas.

Kinerja TGPF mengecewakan

Permahi pesimistis TGPF yang terdiri dari anggota Polri, Komnas HAM, dan KPK ini mampu menemukan titik terang pada kasus yang terjadi pada 11 April 2017 lalu. Terbukti, setelah TGPF menyampaikan temuan terbarunya, belum ada satu pun nama yang diduga sebagai otak intelektual kejahatan.

“Kami sudah memprediksi sejak awal dibentuknya TGPF oleh Polri ini, sehingga kami tidak kaget (dengan kinerja TGPF),” kata Andrean

Jokowi gagal sebagai Panglima Tertinggi

Selain itu, Jokowi juga dianggap gagal memainkan perannya sebagai Panglima Tertinggi.

“Kita tahu korbannya sudah jelas, mata kirinya rusak parah. Presiden lepas tanggung jawab, padahal kewenangan tertinggi (penegakan hukum) hanya ada pada Pangti (panglima tertinggi), Pangti itu menurut UU pada Presiden,” tutur dia.

Baca juga: 100 Brimob Dikirim Ke Papua. Apa yang Terjadi?

Add a Comment