Alasan Terbesar Dibalik Pemindahan Ibu Kota Ke Kalimantan

PrimaBerita – Rencana pemindahaan ibu kota ke pulau Kalimantan ternyata memiliki dukungan dari ketersediaan energy bersih atau green energy terutama dari gas bumi.

Komite BPH Migas

Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Jugi Prajogio mengatakan penggunaan gas bumi dinilai lebih ramah lingkungan dibandingkan sumber energi yang lain. Jugi berkata bahwa pipa gas transmisi yang akan menyambungkan seluruh provinsi di Kalimantan akan memberikan dampak yang baik.

“Misal kalo kita pakai gas dibanding energi yang lain bisa lebih baik kan. Artinya polutannya lebih sedikit dibandingkan diesel ataupun batu bara. Rencana pemerintah itu, pipa yang tersambung untuk seluruh provinsi di Kalimantan. ada Kaltim Kalsel Kalbar,” ungkapnya.

Rencana Pemindahan

Dengan rencana pemindahan ibukota negara, apabila disepakati untuk mewujudkan Green Energy di Kalimantan, maka terdapat potensi demand gas bumi sebesar 1.222,92 MMSCFD. Dengan potensi ini, Jugi ingin badan usaha khususnya di bidang niaga harus lebih agresif lagi mencari potensi pasar di masing-masing provinsi yang bisa dibentuk menjadi gas.

Kepala BPH Migas

Fanshurullah Asa selaku Kepala BPH Migas juga mengatakan bahwa potensi ketersediaan gas di Kalimantan sangat besar. Dari sisi demand, Fanshurullah berpendapat lebih baik gas bumi digunakan untuk kebutuhan dalam negeri dibanding harus diekspor.

“Apalagi fakta hari ini, dari 1,6 juta barel yang dibutuhkan di Indonesia, 750 ribu barel kita impor. Jadi kalau ini bisa diganti dengan gas yang lebih murah maka pertumbuhan ekonomi bisa tercapai dengan baik dan bisa menghemat,” ungkapnya.

Baca juga:

Add a Comment